Kalau kamu belum membaca informasi mengenai topik yang sedang tren saat ini, kami ingin membagikan artikel ini yang membahas Happy Valentine’s Day: Tak Ada Kasih yang Sia-sia – Opini. Artikel ini aslinya dari berbagi sumber seperti berikut:
Jumat, 14 Feb 2025 08:17 WIB  • Dilihat 393 kali  • https://mdn.biz.id/o/187413/
… (…)
SAYA percaya bahwa kasih itu membebaskan. Kasih itu juga menguatkan. Dia tumbuh subur jika dipelihara, dirawat hingga tumbuh mekar. Keindahan dari kasih itu akan mengundang kegembiraan, sukacita dan hidup yang rela untuk saling berbagi. Ada pengertian di antara manusia yang menghidupi kasih ini.
Meskipun demikian, di tengah-tengah kehidupan manusia belakangan, agaknya cinta kasih terlihat jauh dari kata ideal. Sederhananya, tahukah kita apa motif tertinggi dari upaya menghilangkan nyawa seseorang belakangan ini?
Sedihnya, persoalan cinta sering menjadi penyebab utama peristiwa naas itu. Rasa cemburulah pemantiknya.
Tidak hanya itu, belum lagi kasus perceraian, kekerasan dalam hubungan, tingginya ekspektasi menyebabkan banyaknya pria-pria di Jepang dan beberapa kawasan memilih untuk menikahi anime atau bahkan benda-benda tertentu dijadikan suami atau istri.
Manusia menjadi sulit memahami satu degan yang lain. Hal-hal sederhana juga kerap kali memicu pertengkaran, padahal kasih menutupi banyak sekali kekurangan.
Akibat dari pertengkaran ini, banyak hati yang terluka. Menangis, sedih, kecewa dan hilangnya perasaan untuk berbagi hidup dengan orang lain. Rasa kecewa itu bertahan tidak hanya dalam hitungan minggu, bulan bahkan ada yang bertahun-tahun lamanya. Perih dan sakit rasanya.
Upaya mengeneralisasi keadaan pun sering kali terjadi, bahwa semua perempuan atau semua laki-laki sama saja! Mereka dianggap tidak tahu caranya berterima kasih. Begitulah peristiwa-peristiwa yang terjadi belakangan ini.
Jika demikian adanya patutkah kasih diperjuangkan?
Tentu, saya tidak sedang menafikan hubungan yang sehat. Tentu ada relasi yang sehat. Alih-alih menuntut, hubungan yang sehat tentu dibangun dari rasa pengertian dan tutur kata yang lembut.
Dia menginginkan yang terbaik bagi orang yang dikasihi, mendengarkan, serta memberikan saran jauh-jauh hari setelah kesalahan dilakukan.
Secara psikologis, nasihat akan jauh lebih didengarkan jika tidak berdekatan dengan peristiwa yang memilukan dalam relasi. Itupun setelah terlebih dahulu mengapresiasi pasangan atau orang yang kita kasihi. Relasi yang sehat penuh pengertian yang demikian.
Biasanya, hubungan yang sehat juga memiliki boundaris atau batasan di dalam hubungan mereka. Batasan ini sangatlah menyehatkan. Banyak penelitian yang mendukung hal ini untuk mencegah konflik atau kesalahpahaman antar kedua belah pihak.
Sementara itu, khusus di dalam hubungan pernikahan, beberapa literatur yang saya baca, setelah menikah cukup lama, teramat perlu untuk kencan berdua kembali, berbulan madu kembali dan memperbaharui komitmen untuk terus menjadi pasangan yang baik bagi kekasihnya.
Tidak hanya soal hubungan romantis. Keindahan cinta kasih juga sangat diharapkan ada di tengah-tengah keluarga. Berdoa bersama dengan ayah-ibu, kakak dan adik, adalah ungkapan cinta kasih satu dengan yang lain. Mendoakan kesehatan dan kebaikan mereka kepada Tuhan. Terkadang mereka juga liburan bersama.
Membantu ibu mencuci pakaian, mencuci piring, mengepel rumah serta mengapresiasi nikmatnya masakannya juga wujud dari perasaan cinta kasih. Mendengarkan cerita-cerita ibu yang tiada habisnya dengan rasa gembira dan tawa akan membuat hati seorang ibu damai dan gembira.
Kepada bapak juga demikian. Sebagai seorang istri dan anak, perlu menyatakan rasa bangganya kepada bapak yang telah lelah pulang bekerja.
Membuatkan teh atau kopi kepadanya. Membuatkan makanan kesukaannya atau bahkan membelikannya sesuatu yang menambah rasa bangganya.
Bapak saya pernah membelikan sebuah jam tangan murah dari Jerman dan memberikannya kepada ayahnya/kakek saya. Sangking senangnya kakek saya, jam tangan itu selalu dipakainya hingga akhir hidupnya.
Itulah wujud dari rasa cinta kasih dan rasa bangga yang dirasakan Kakek saya atas pemberian bapak. Jika begitu wujud dari kasih tentu sangatlah indah bukan?
Seperti baru-baru ini misalnya, saya membaca satu artikel psikologi tentang anak. Memang ada baiknya jika sejak dini orang tua mulai memberikan tanggung jawab kepada anak-anak termasuk balita. Tujuannya untuk menciptakan kemandirian dan sikap perjuangan di masa kecil.
Meskipun demikian, sangat disarankan jika orang tua tidak membiarkan anak-anaknya berduka, kecewa atau bahkan menangis seorang diri. Anak akan merasa tidak dicintai jika diabaikan.
Lantas, anak perlu ditemani mengolah emosi negatifnya hingga netral seperti olahraga bersama, bernyanyi dan cara lainnya, atau sebaiknya juga memberikan penjelasan terkait peristiwa yang baru saja terjadi, serta mendorong anak untuk semangat dalam menghadapi kesulitan yang sedang terjadi.
Mengingatkan bahwa hidup ini indah dan selalu akan ada jalan solusi bagi masalah-masalahnya. Hal ini tentu akan berdampak pada kesehatan emosi anak di masa depan.
Perdebatan-perdebatan di tengah-tengah keluarga pun tidak ada gunanya. Banyak pakar psikologi dan pakar perilaku manusia menyatakan bahwa perdebatan tidak akan menghasilkan pemenang. Itu sebabnya perlu saling mengalah, saling mendahului dan saling mendengarkan demi mempererat rasa kasih di dalam persaudaraan.
Sebagai orang tua, rasa romantis juga perlu dikembangkan di tengah-tengah keluarga. Ada baiknya Ayah mengajak putrinya makan berdua atau belanja berdua. Pun begitu dengan ibu, berkencan dengan putranya sejak dini. Tujuannya tentu saja positif. Agar putra dan putri memahami sosok yang ideal bagi hidup mereka, serta memiliki perasaan dicintai di hidup mereka.
Hal demikian akan membuat seorang anak mencari ibunya saat sedang merasa sedih. Pun demikian dengan seorang putri akan mencari ayah atau ibunya saat merasakan duka atau kecewa. Sehingga, mereka tidak mencari kasih sayang ataupun pelarian yang negatif.
Begitulah indahnya kasih. Kasih yang benar selalu membawa ke aliran kebaikan. Sebaliknya, kasih yang keliru selalu menjerumuskan kearah penderitaan, kesedihan dan kekecewaan.
Memang benar jika dikatakan bahwa, hanya orang yang mampu mengasihi dirinya sendirilah yang dapat membagi kasih kepada orang lain. Sebaliknya, orang yang kecewa dan penuh kesedihan di dalam dirinya sendiri tidak akan mampu membagikan hal yang baik kepada orang lain.
Mengenai kesedihan di dalam hati memang perlu ditanggapi secara serius, sabar dan berbelas kasih. Ketidak mampuan menikmati keindahan dunia, menyerapnya ke dalam hati dan memancarkan kebaikan kepada orang lain kemungkinan berakar dari kekecewaan yang serius.
Satu hal yang harus dipahami bahwa, tidak ada kasih yang sia-sia. Kasih itu tahu jalannya pulang. Kasih itu akan pulang. Dia pulang ke rumah. Kasih yang telah dikerjakan serius akan kembali pulang ke hati setiap orang yang menunjukkan kasih itu.
Mungkin kasih itu kembali bukan dengan cara yang kita harapkan, mungkin dengan cara lain dia kembali, tetapi memang benar jika kasih itu tahu jalannya pulang. Dia pulang ke rumah. Ke hatimu dia pasti akan berlabuh.
Itu sebabnya, tidak ada alasan untuk berduka, tidak berpengharapan dan penuh kekecewaan. Justru, begitu banyak alasan untuk bersyukur, bergembira dan berbuat baik.
Karena orang yang melakukan kebaikanlah yang memiliki hati dan jiwa yang penuh dengan kebahagiaan dan kesejukan. Karena mereka mengerti makna dari keberadaan hidup mereka.
BACA JUGA: Kepastian dan Ketidakpastian
Kebahagiaan di hati, biasanya akan terlihat dari tutur kata yang ramah, senyuman, sikap tubuh yang tegak serta perasaan yang antusias untuk menunjukkan kasih.
Mungkin ada di antara kita yang sedang berduka, kecewa, sedih, marah dan lain sebagainya karena hal baik yang telah kamu lakukan namun dikecewakan oleh orang lain.
Satu hal yang harus kita ingat bahwa, apapun yang telah kita lakukan, kita tetap layak untuk dikasihi. Apapun kesalahan yang pernah kita lakukan, kita tetap layak untuk dicintai.
Seperti perkataan sebelumnya, kasih itu tahu jalannya pulang. Dia akan pulang ke rumah. Pulang ke hati yang telah menunjukkan kasih. Karena kasih itu adalah kebaikan yang bersumber dari Pencipta itu sendiri.
Dialah kasih itu. Tuhan kita adalah Tuhan yang memperhatikan orang-orang yang memiliki kebaikan dihatinya, itu sebabnya tetaplah berbuat kebaikan.
Karena kebaikan itu akan kembali dengan cara-cara yang tak terduga. Cara-cara yang ditunjukkan Tuhan memang seringkali tak terduga. Jadi, mari jangan bersedih! Semangat! Dan bangkit kembali!
Terakhir! Selamat merayakan hari cinta-kasih untuk seluruh penghuni bumi!
Kasih yang baik dan benar tidak lepas dari kekudusan Pencipta. Orang yang mampu memahami hal inilah yang mampu memiliki relasi kasih yang sehat dan benar.
Karena dia tidak sibuk memerhatikan isi hatinya sendiri, melainkan terlalu sibuk untuk mengerti isi hatinya Tuhan yang juga mencintai dirinya sebagai manusia yang membutuhkan orang lain.
Mari saling mengasihi! Mari saling mengampuni! Happy Valentine’s Day untuk kita!
====
Penulis penikmat kajian filsafat, politik, theologi dan sejarah/alumni Magister Ilmu Politik FISIP USU
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, merupakan pendapat pribadi/tunggal) penulis, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto penulis (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email dengan nama subjek: OPINI. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]
Sebagai penutup, kami harap artikel ini memberikan wawasan yang bermanfaat dan memperkaya pemahaman Anda tentang Happy Valentine’s Day: Tak Ada Kasih yang Sia-sia – Opini.
Jangan ragu untuk mengunjungi Artikel Aslinya untuk informasi lebih lanjut dan pembaruan terkini
Kami juga mendorong Anda untuk berbagi pendapat atau pertanyaan melalui komentar di bawah, atau membaca artikel terkait lainnya yang telah kami sajikan.